Menilik Sejarah di Museum Sejarah Jakarta

            Banyak banget tempat wisata menarik di Jakarta salah satunya adalah Museum Sejarah Museum ini adalah salah satu ikon/landmark nya Jakarta, karena banyak sekali wisatawan asing dari berbagai negara yang datang ke tempat ini.Selain tiket masuknya murah para wisatawan juga bisa mengabadikan momen di tempat ini, karena tempat ini banyak menyajikan hiburan yang menarik.
            Museum Sejarah Jakarta menyimpan beberapa barang-barang bekas peninggalan penjajahan Portugis,Belanda,Jepang,dll serta ada juga peninggalan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara (Nama negara Indonesia sebelum berganti nama),dan beberapa peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya.

 
         Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
        Bangunan ini dahulu merupakan balai kota Batavia (bahasa Belanda: Stadhuis van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707-1712 atas perintah Gubernur-Jendral Joan van Hoorn. Bangunan ini menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
  

Pada tahun 1937, Yayasan Oud Batavia mengajukan rencana untuk mendirikan sebuah museum mengenai sejarah Batavia, yayasan tersebut kemudian membeli gudang perusahaan Geo Wehry & Co yang terletak di sebelah timur Kali Besar tepatnya di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 (kini Museum Wayang) dan membangunnya kembali sebagai Museum Oud Batavia. Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939.
Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 ‘’Museum Djakarta Lama'’ diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974.
Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekadar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih rekreatif. Selain itu, melalui tata pamernya Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan “Jakarta Sebagai Pusat Pertemuan Budaya” dari berbagai kelompok suku baik dari dalam maupun dari luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif sehingga dapat merangsang pengunjung untuk tertarik kepada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya.
            


     Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat Tiongkok, dan Indonesia. Juga ada keramikgerabah, dan batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang Batavia.

Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawinumismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda.


Benda-benda Peninggalan Sejarah yang disimpan didalam Museum:

•Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanagara
  

•Pedang Pengadilan & Pedang Gubernur Jenderal
 



•Sumur Abad ke-18







Patung Singa

Patung yang disembah Agama Hindu
 

• Mata Uang Kuno Indonesia


•Replika Kapal VOC

•Meriam Cirebon








Patung Hermes











•Penjara Bawah Tanah

Penjara ini terdiri dari 2 bagian yaitu 5 Ruangan Penjara khusus Laki-laki dan Penjara khusus untuk Perempuan.Dengan Panjang 6 meter,Lebar 3 meter,dan Tinggi 1,65 Meter dan untuk penjara wanita dengan Panjang 9 meter,Lebar 6 meter,dan Tinggi ±160 meter.Mereka dipasung dengan menggunakan bola besi yang beratnya sekitar 40 kg.

  

Jam Kunjungan:
Selasa-Minggu 09.00-15.00
Tiket:
Dewasa Rp 2.000,00
Mahasiswa Rp 1.000,00
Anak-anak Rp 600,00

Grup minimal 20 Orang
Dewasa : Rp. 1.500
Mahasiswa : Rp. 750
Pelajar : Rp. 500

Tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi,karena kita dapat mengetahui tentang sejarah kota Jakarta saat penjajahan zaman Belanda dahulu dan juga melihat beberapa koleksi dari kerajaan-kerajaan di Indonesia,koleksi mebel,prasasti,dsb.
    
Ok sekian info dari saya,ayo berusaha untuk memahami sejarah dan mempelajari nya,karena negara kita sangat kental dengan sejarah



Komentar

Taehyung michelle mengatakan…
👍👍👍👍👍

Postingan populer dari blog ini

Tempat Wisata Menarik Di MOJOKERTO

Jungleland Sentul-Bogor

ROLLING 3 MUSEUM | Museum M.H.Thamrin

FIELD TRIP NYANG-NYANG BEACH | KELOMPOK V - TOURISM FACULTY